JAKARTA (Pos Kota) – Walikota Jaksel minta semua lurah dan camat di kawasan rawan lokasi balapan liar atau trek-trekan memantau daerah tersebut khususnya menjelang bulan puasa pada awal Agustus 2011 mendatang. Libatkan seluruh lapisan warga serta instansi terkait khususnya Polres dan Polsek setempat.
“Daerah rawan aksi kebut-kebutan atau balapan liar di sepuluh kecamatan di jaksel harus mendapatkan perhatian serius aparat di kelurahan dan kecamatan setempat sehingga warga dapat menjalankan ibadah puasa, salat taraweh maupun subuh dengan tenang dan aman,” tegas Walikoat Jaksel Syahrul Effendi didampingi Kasatpol PP setempat Sulisarto dan Kasie Operasional setempat Bambang, Minggu (17/7).
Menurut dia, keberadaan dan kehadiran sepeda motor yang kebanyakan sudah dimodifikasi hingga membuat suara bergemuruh serta bising sangat mengganggu kenyamanan warga yang ingin menjalankan puasa serta ingin istirahat.
Tak hanya warga sekitar yang dibuat resah dan geram, ujarnya tapi pemakai jalan lain juga ketar-ketir serta ketakutan dengan aksi unggal-unggalan yang sebagian besar kalangan muda tersebut. “Saya sudah minta lurah di daerah rawan trek-trekan sepeda motor liar harus patroli yang tentunya berkoordinasi dengan instansi terkait maupun warga sekitar,” ujarnya.
Informasi yang diterima hampir setiap bulan puasa banyak aksi kebut-kebutan atau trek-trekan liar sepeda motor yang dilakukan hampir setiap malam Minggu dan bulan puasa kerap berlangsung dan mengganggu ketertiban serta kenyamanan warga sekitar. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan remaja yang ingin menguji laju sepeda motornya dan tak jarang malah dijadikan ajang judi liar.
SEPULUH LOKASI RAWAN
Sepuluh lokasi atau kawasan yang rawan ajang trek-treakan antara lain di Jl. Raya Permata Hijau, Jl. Raya Panjang, Jl. Raya TB Simatupang, Jl. Raya Lenteng Agung, Jl. Raya Minangkabau, Jl. Raya Buncit, Jl. Raya HR Harseno (Ragunan), Jl. Raya RS Fatmawati, depan D’Best Fatmawati, Jl. Raya Bintaro, Jl. Raya Veteran dan depan Kampus Univ. Pancasila.
Ny. Retno, warga kawasan Permata Hijau, mengatakan tindakan itu perlu dilakukan mengaku agar aksi kebut-kebutan liar yang kerap dilakukan anak muda saat bulan puasa tak membuat masyarakat resah dan berang.
“Keluhan masalah tersebut sudah setiap tahun disampaikan dan di laporkan tapi tetap saja kegiatan berjalan. Bahkan, tak jarang kegiatan itu malah dijadikan ajang judi,” katanya yang mengaku resah dengan suara bising kenalpot sepeda motor tersebut setiap malam.
Hal serupa dikatakan, Ny. Dian, warga Lenteng Agung, jangankan bulan puasa setiap akhir pekan di depan stasiun Universitas Pancasila hingga Jl. Raya Lenteng Agung maupun Jl. Raya Leteng Agung depan stasiun Pasar Minggu Baru atau Tanjung Barat sejak Pk. 02:30 hingga 04:30 berlangsung kebut-kebutan liar yang mengganggu pemakai jalan serta warga sekitar.
No comments:
Post a Comment