Sering jalan-jalan ke blog-blog di KoBOI dan KOBOYS yang ramai membahas tentangHonda CBR 250 yang kok ya sering dibandingkan dengan Kawasaki Ninja 250, ane menemukan beberapa komentar yang sepertinya bernada “tetap nrimo” kondisi CBR 250 yang single cylinder ini dengan dalih “sesuai dengan kondisi macet” di perkotaan.
Ini salah satu contoh komentarnya bro abu tanisha yang ane ambil dari blognya kang Taufik:
kan sudah jelas, CBR250 lebih cocok untuk daerah perkotaan, akselarasi lebih mudah diraih, wajar jika nantinya orang jakarta sekitarnya memilih CBR250, selain keren tuk gaya, brand honda, dan cocok buat di kemacetan jalan
Hmmm..sesudah baca referensi dari blognya kang Sattar aka. Mbah Dukun di sini, ane sudah cukup paham bahwa karakter single cylinder memang pas untuk stop n’ go. Jadi si rider tidak akan banyak bergaul di RPM atas…! Bisa jadi baru sampai 6000 rpm eeh…malah turun lagi karena macet dan harus stop n go.
Namun bukan itu yang ane permasalahkan…yang bikin ane tertarik adalah mindset pemotor yang sudah kadung pasrah terhadap penjajahan kemacetan, tapi tetep kepingin beli montor sport. Entah ada apa dibalik kemacetan ini..apakah memang kondisi yang direkayasa oleh pihak-pihak tertentu sehingga membuat laris kendaraan pribadi..itu lain soal.
Tapi…yang bener aja deegh… Masa karakter mesin motor mau dipadu-padankan dengan kemacetan? Honda CBR 250, sang single cylinder DOHC ini dibilang cocok untuk kemacetan? Gimana bisa motor yang “katanya” digolongkan sport, tapi sudah sejak terbeli direncanakan untuk bergaul di kemacetan…Kemon meeen…
Ane aja setiap kali mau riding bersama Ironhide selalu lihat ke awan..Apakah itu mendung atau tidak…apakah hari ini hujan atau tidak..apakah sudah masuk jam macet atau tidak.. Sebaab…rugi kalau harus riding tapi tiba-tiba hujan dueresss atau macet total..Selain bikin motor jadi kotor, kipas radiator menyala kepanasan…mood sang rider juga langsung ndloso00r…
Ini sama aja kayak iklan Suzuki Akseh Loh yang nyelip-nyelip sruntulan di artikel ane kemarin.. Seolah para rider dipaksa menyiasati kemacetan dengan menghalalkan segala cara..bah…!!
Tapi, bukan juga karena macetot lantas mental seorang bike enthusiast harus terjajah dengan ganti motor jadi bebek Bukan itu solusinya bro.. Dari sudut pandang ane, tidak seharusnya rakyat menyerah kepada keadaan. Ane bisa ngerti bahwa lebih mudah dan murah bagi masyarakat untuk beli/kredit motor ketimbang harus naik angkutan umum apalagi harus demo menuntut transportasi massal yang layak, tepat waktu dan terjangkau.
Tapi…JANGAN TERJAJAH SITUASI DAN KONDISI DOONG..apalagi sebagai bike enthusiast..paling tidak harus ada idealisme bahwa riding itu harus enjoy, jadi harus ada jalanan yang mendukung…!!
Rada aneh aja kalau niat beli motor hi-end untuk bermacet ria.. Pastinya harus ada waktu khusus untuk enjoy the ride bersama si motor. Entah itu high-speeding di sirkuit atau riding santai di track touring. Tapi mbok ya jangan di kemacetan.
Coba deh, sehari-hari naik angkutan umum..trus motor kerennya disimpen buat weekend..1000 orang kaya gitu aja, kemacetan bisa sedikit berkurang bro…!!
Gimana menurut bro n sist sekalian..?
Link sumber :
No comments:
Post a Comment